TUGAS SEJARAH INDONESIA

NAMA : DIYAN HAMDILLAH ROYANA
KELAS : XI MIPA 4
ABSEN : 18

Perubahan Sejarah Indonesia dari masa kolonial sampai pergerakan nasional

Saat sebelum Belanda menguasai Nusantara, telah terjadi penjelajahan samudera dalam konteks kolonialisme. Sebelumnya apasih kolonialisme itu? Menurut Wikipedia kolonialisme atau penjajahan adalah suatu sistem di mana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negara asal tersebut, istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan. Portugis dan Spanyol adalah dua negara yang menjadi cikal bakal dalam penjelahan samudera. Perjanjian yang berisi bahwa di dunia luar Eropa menjadi kekuasaan dua bangsa yaitu Spanyol dan Portugis dinamakan perjanjian Tordesilas. Hasil perjanjian Tordesilas yakni untuk wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis, sebelah barat oleh Spanyol. Perjanjian tersebut disahkan Spanyol pada tanggal 2 Juli 1494,  Portugis baru mengesahkan pada tanggal 5 September 1494. Nah setelah mengetahui perjanjian Toerdesilas, kita lanjut ke penyebab terjadinya penjelajahan samudera yang dimana pasti saling terkait antara faktor yang satu dengan lainnya. Berikut penjelajahan samudera hingga ke nusantara adalah:
• Mencari negeri penghasil rempah-rempah 
• Jatuhnya Kota Konstantinopel pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani yang menyebabkan ditutupnya pelabuhan tersebut bagi pelayaran 
bangsa Barat.
• Adanya paham gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan gospel (menyebarkan Agama).


Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Belanda harus menempuh rute melalui Samudera Hindia dan tepian barat pulau Sumatera. Hingga pada akhirnya sampai Selat Sunda dikarenakan pada saat itu Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dikuasi oleh Portugis. Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman (1596) di Banten, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Pada tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan sesama pedagang Belanda, untuk mengumpulkan modal yang besar guna bersaing dengan kongsi dagang lainnya. VOC dibekali dengan Hak Istimewa yang dikenal dengan nama Hak Ooctroi, antara lain seperti Hak monopoli perdagangan, hak mendirikan benteng, hak mencetak uang.


Pejabat Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1619). Mula-mula Ambon di pilih sebagai pusat kegiatan VOC. Pada periode berikutnya Jayakarta dipilih sebagai pusat kegiatan VOC yang diubah namanya menjadi Batavia. Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan. Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yakni Jan Pieterzoon Coen. Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangannya VOC mengalami masalah yang besar, yakni kebangkrutan. Kebangkrutan VOC ini terutama sekali terjadi karena para pegawainya banyak yang melakukan korupsi. Inilah sebabnya pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Setelah VOC dibubarkan kekuasaan kolonial di Indonesia diambil alih pemerintah Belanda.


Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan, bangsa Indonesia. Menghadapi tindakan sewenang-wenang dan penindasan itu  
menjadikan rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang sangat gigih. Perlawanan mula-mula ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan VOC. Semakin meluas perlawanan di  berbagai daerah dalam kurun waktu yang panjang. Serta memberikan kesan bahwa bangsa Indonesia tidak menurut begitu saja terhadap kesewenang. Banyak tokoh yang berjasasa dalam perlawanan ini seperti Raden Patah, Raja Mataram Sultan agung, Pattimura, Tuanku imam Bonjol, pangeran Diponegoro.


Timbulnya kesadaran baru dengan cita-cita nasional disertai lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai lahirnya satu kebangkitan dengan semangat yang  berbeda. Dengan demikian, masa awal perjuangan bangsa periode ini dikenal pula dengan sebutan kebangkitan nasional. Istilah pergerakan nasional lainnya digunakan untuk melukiskan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam fase mempertahankan kemerdekaan. Pergerakan masa ini merupakan upaya untuk membendung hasrat kaum kolonial yang ingin menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Pergerakan nasional, melewati serangkaian proses mulai dari bentuknya yang sederhana (tradisional). Dengan semangat kedaerahan, hingga pergerakan dalam kategori  modern dengan rasa sebangsa sebagai energi penggeraknya. 


Munculnya organisasi yang mengarah pada upaya mewujudkan nasionalisme  Indonesia merupakan bukti berubahnya pola pikir para tokoh pejuang kemerdekaan dari pola perjuangan fisik (mengangkat senjata) menjadi non fisik  (organisasi). Hal tersebut terwujud berkat meningkatnya  pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru yakni kaum golongan terpelajar. Karena pengaruh gagasan-gagasan modern, kelompok elite nasional menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan menggunakan organisasi modern. Baik pendidikan, perjuangan politik, maupun perjuangan sosial budaya dilakukan secara organisasi. Berberapa organisasi yang muncul sebagai titik permulaan kesadaran nasional untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta merdeka, antara lain Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Indische Partij, Trikoro Darmo, Perhimpunan  Indonesia dan Peristiwa Sumpah Pemuda.

Komentar

Postingan Populer